BAYAH, Kabupaten Lebak - Banten Selatan | untuk |
Bayah adalah kota yg kecil mungkin lebih cocok disebut desa. Tidak banyak yg saya ketahui asal usul kota ini, begitu juga dengan penduduk disana yg kebanyakan adalah turunan pendatang. Dari cerita yang saya dapat, mayoritas penduduk disana adalah turunan dari Jawa, yg dahulunya ditugaskan kerja rodi (paksa) di jaman belanda dan jepang. Namun ada juga pendatang dari daerah Cirebon yang masuk saat penyebaran agama Islam. Konon saat masuknya agama islam di wilayah banten. Pihak kerajaan Banten Tua, tampa pertempuran, langsung menyerahkan istana dan mereka beserta pengikutnya masuk kedaerah bagian dalam, yang kemudian hari lebih dikenal sebagai suku Badui.
Namanya BAYAH mungkin diambil dari bahasa arab 'Pledge of loyalty" = Sumpah atau janji Setia. Kalau disundanya arti Bayah itu "jeroan" hati, usus dan limpa. Jadi kagak nyambung, tapi karena ada nama Cikotok (Air Ayam), mungkin bisa nyambung juga....Jeroannya Ayam. Itulah kata bahasa KIRATAnya, dikira-kira tapi nyata.
Sejarah daerah tanah Pasundan, khususnya banten selatan, masih banyak yg tidak terungkapkan. Sedikit buku sejarah yang bercerita tentang tanah ini. Hanya dari cerita kokolot (orang tua) kisah seperti ini kita dapat. Kebenarannya tidak bisa dibuktikan, tapi keberadaannya bisa dirasakan.
Sunda dan Jawa
Sejarah SUNDA dan JAWA punya cerita tersendiri. Kisahnya masih menimbulkan intrik tersendiri hingga saat kini. Gagalnya perkawinan Hayam Wuruk, Raja dari Majapahit, dan Diah Pitaloka, puteri Pasundan, banyak menyimpan dendam temurun dikalangan ninggrat sunda demikian juga suku jawanya... Coba cari di Jawa barat kalau anda bisa temukan Jl. Gajah Mada, Jl. Majapahit dan Jl. Hayam Wuruk.
Dan kisah ini terus berkepanjangan dalam kisah Nyi Roro Kidul, putri raja Padjadajaran yg sedih karena difitnah dan diguna-guna selir-selir raja, kemudia sang putri lari dan terjun kelaut agar mati, namun takdir merubahnya menjadi mahluk halus yang memerintah kerajaan pantai salatan. Hingga perkawinan dan perseteruannya dengan raja-raja Mataram dan turunannya (kesultanan Djogja & Surakarta) untuk balas dendam ke Padjadjaran. Hingga saat ini, upacara kebersamaan antara Ratu Selatan dan Kesultanan Jogja masih tetap dilakukan sebagai upacara yang sangat sakral.
Hancurnya kerajaan Padjadjaran pada jaman masuknya islam di pulau Jawa punya kisah tersendiri. Kisah ini tidak lepas dari tragedi rumah tangga. Dimana Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatulah) yang menajdi sultan Cirebon, dan Hasanudin putra dari sunan Gunung Jati yg menjadi sultan banten, berkolaborasi dengan Mataram menyerang Padjadjaran untuk mengislamkan Padjadjaran. Sunan Gunung Jati sendiri adalah Cucu dari Prabu Siliwangi (babad Tanah Cirebon). Konon Ratu Pantai Selatan turut membantu Mataram dalam pertempuran ini. Kolaborasinya dengan Mataram merupakan pewujudan niat balas dendam kepada Prabu Siliwangi yang tidak bertindak arif padanya.
Tidak dicatat dalam sejarah bagaimana Kerajaan Padjadjaran hancur. Hanya orang-orang tua pintar di tanah sunda bercerita, bahwa Prabu Siliwangi dkk. menghilang beserta istananya, karena tidak mau masuk islam dan tidak mau bertempur dengan turunannya. Diperkirakan istananya itu ada di daerah Bogor, tepatnya di kebun raya Bogor. Namun ada juga yg mengatakan di Gunung Salak, dan juga di Pulau Panaitan.
Di tahun bahela, di perbukitan batu dari Bayah menuju Cikotok, penduduk masih suka melihat penampakan seekor Harimau yg dipercaya sebagai wujud penjelmaan dari sang Prabu Siliwangi. Menurut penduduk sana, jika kita bertemu dengan harimau tersebut itu merupakan pertanda yang baik...
maka dari itu kta harus menjaga dan melestarikan budaya dan kekayaan yang telah di wariskan leluhur/ nenek moyang kita kepada kita..
kita sebagi penerus bangsa harus menjaganya...
nah jagalah selalu dan jangan sampai orang lain meruaknya hikss > , <
2 komentar:
Kata Bayah,terdapat pada kata, cai ca'ah nga-Bayah-bah (air banjir merambah merata ke mana-mana). di jero buah berenuk, aya Bayah nu rupana bodas ngagumpel. Bayah bakal jadi kota bungsu, mangsa pulo jawa dibeungkeut beusi.Ranca beureum jadi kancah perang, tempat getih beureum ngabayahbah di akhir zaman.
Punten kang jd ke simpulan na kota bungsu teh nu baris di bagun na teh di wilayah sekitar malimping//binuangen sanes kang
Posting Komentar